Pertempuran merebak setahun setelah Saddam tumbang Satu tahun setelah tumbangnya Saddam Hussein, serdadu Amerika terlibat dalam pertempuran di bekas kubu pendukung rezim lama, sementara pemberontakan di kota-kota Syiah berlanjut. Tembakan mortir tampaknya menjadi tanda ambruknya gencatan senjata yang diberlakukan Marinir AS di kota Sunni, Falluja, tempat seorang dokter menghitung 450 orang terbunuh pekan ini. Menteri Luar Negeri Inggris, Jack Straw mengatakan, koalisi menghadapi ancaman "paling serius" sejak perang berakhir. Namun, aparat militer AS mengatakan, operasi melawan orang-orang militan "berjalan baik". Brigadir Jenderal Mark Kimmitt mengatakan, operasi itu akan segera berakhir, dan menambahkan, gencatan senjata di Falluja masih berlaku, meski serdadunya berhak membela diri. Rafi Hayad, direktur rumah sakit utama Falluja, mengatakan kepada kantor berita Reuters, bahwa 450 warga Irak terbunuh, sedangkan sekitar 1.000 orang terluka dalam pertempuran, sejak AS mengepung kota berpenduduk 300 ribu jiwa tersebut. AS mengatakan, pasukannya tengah memburu para pembunuh empat petugas keamanan Amerika yang disergap di kota itu pekan lalu. Keprihatinan meningkat terhadap situasi di Falluja, baik di Irak sendiri maupun di luar negeri. Rusia mendesak semua pihak di Irak menahan diri, dan memperingatkan "bencana kemanusiaan yang kian dekat" di Falluja. Seorang pemuka warga Sunni di Dewan Pemerintahan Irak (IGC) bentukan AS, Adnan Pachachi, menyebut operasi AS itu ilegal, dan sama sekali tidak bisa diterima. Sedangkan, tokoh wakil Kurdi, Mahmoud Uthman, mengatakan, Amerika menangani situasi dengan cara yang kontraproduktif. Di seluruh Timur Tengah, khutbah shalat Jumat didominasi unjukrasa penuh keamanan. Suatu konvoi yang terdiri dari sekitar 10 truk tanki BBM milik Amerika diserang, dan dibakar hari Jumat, di jalan raya antara Falluja dan Baghdad, di luar kota kecil Abu Ghraib. Menurut laporan yang belum dikukuhkan dari kantor berita Reuters, orang-orang bersenjata di Abu Ghraib telah menangkap empat warga Italia, yang belum diketahui identitasnya, dan dua warga "Amerika". Orang-orang militan telah menawan sejumlah sandera asing di seluruh Irak. Pemimpin Palestina Yasser Arafat telah menyerukan agar dua pekerja bantuan Palestina dibebaskan. Dalam insiden lain, seorang warga Inggris ditembak mati, saat mengawal sejumlah pekerja listrik yang bekerja untuk sebuah perusahaan AS. Jepang menolak menarik serdadunya dari Irak, meski tiga warganya diculik, dan diancam akan dibunuh. Hantam lari Amerika mengumumkan gencatan senjata di Falluja, guna memungkinkan perundingan dengan para pemuka setempat, dan membuka jalan bagi pasokan kemanusiaan ke kota itu. Namun, tembaka mortir dan sejumlah senjata lain terdengar selepas Jumat tengah hari. Marinir AS menjadi sasaran penembak tersembunyi, dan serangan hantam lari oleh orang-orang bersenjata mortir dan granat roket. Marinir AS mempergunakan helikopter tempur dan pesawat F-16 untuk menyerbu kota itu. Dalam salah satu insiden, Amerika membom sebuah masjid, yang dikatakan menjadi tempat orang-orang bersenjata berlindung. Beredar sejumlah laporan mengenai mayat yang tergeletak di jalanan, dan klinik-klinik sementara didirikan, meski pasokan obat-obatan sangat terbatas. Sejumlah warga, termasuk anak-anak dan wanita, mencoba mengungsi dari kota itu dengan berjalan kaki melalui jalan-jalan kecil yang tidak biasa dipergunakan lalulintas umum. Bentrokan dengan serdadu Amerika juga dilaprokan terjadi di kota Baquba, yang dihuni warga Sunni dan Syiah. Terjadi pertempuran sengit sepanjang Kamis malam di kota keramat Syiah, Karbala, tempat 120 serdadu Amerika membantu pasukan Bulgaria dan Polandia mencoba merebut kembali kota itu dari pasukan yang setia kepada ulama radikal, Moqtada Sadr. Sedikitnya tiga orang militan, dan seorang wanita asal Iran terbunuh dalam pertempuran di dekat tempat keramat, sementara kota itu bersiap merayakan hari besar warga Syiah, Arbaeen hari Sabtu. Pasukan Amerika telah merebut kembali kota Kut, yang didominasi warga Syiah, setelah ditinggalkan serdadu Ukraina. Di Baghdad, mortir jatuh di dekat Hotel Sheraton Jumat malam, dan tembakan itu menimbulkan suara menggelegar. Namun, tidak jatuh korban dalam insiden ini.